Memberitakan “Konsorsium” 303, Jurnalis di Tomohon Diduga Dijemput Paksa Polisi Tanpa SP

polisi-jemput-paksa-wartawan-dirumah
Ilustrasi polisi jemput paksa. (Foto istimewa)

TOMOHON, Lidik – Kriminalisasi Jurnalis kembali terjadi di Sulawesi Utara (Sulut). Sebelumnya, empat orang oknum wartawan sebagai konsumen makan di rumah makan (RM) Dabu dabu lemong tepatnya dilokasi Jl. Boulevard II, Bitung Karangria, Kecamatan Tuminting, Kota Manado ditangkap oleh tim Resmob on the road Polresta Manado seperti teroris, pada Jumat (21/10/2022) lalu.

Kali ini Wartawan yang bertugas (Biro) di Kota Tomohon dijemput paksa oleh personel Polres Tomohon, Sabtu (29/10-2022), sekitar pukul 15.00 WITA, yang dialami seorang wartawan Manado Post, JL alias Julius.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Kronologi Lengkap Komplain Makanan Minuman Dicampurkan Rambut dan Lalat, RM Dabu Dabu Lemong Jebak Pelanggan ke Penjara

Pasalnya, Julius dijemput aparat Polres Tomohon diduga pemberitaan “Konsorsium” 303 yang dimuat olehnya, yang menyentil soal dugaan suburnya aktifitas judi Togel di Kota Tomohon. Hal ini dibenarkan isteri Julius, Maya T saat dikonfirmasi sejumlah wartawan Biro Tomohon dirumahnya.

Menurut Maya, suaminya dijemput tanpa diberikan kesempatan untuk ganti pakaian (dijemput paksa) oleh polisi.

“Bahkan suami saya langsung disuruh cepat untuk naik ke mobil mereka dan langsung meminta kunci mobil miliknya. Sebagai istrinya tentu saya syok karena menduga suami saya telah melakukan tindak kriminal,” kata Maya.

Sementara itu, Julius saat dikonfirmasi para wartawan mengaku jika dirinya sempat kaget karena tanpa ada surat panggilan atau surat perintah langsung.

Baca juga: Pakar Hukum: Penangkapan Empat Konsumen Prematur, Pengelola RM Dabu Dabu Lemong dan Oknum Personil Polresta Manado Terancam Dilaporkan Balik

Menurutnya, sesuai aturan dan Undang Undang Pers, bukan begini caranya jika mereka ingin melakukan konfirmasi untuk pemberitaan saya.

“Saya seperti merasa dipaksa untuk melakukan konfirmasi dengan para petugas kepolisian di Kantor Kepolisian. Untuk konfirmasi soal pemberitaan kan bisa dilakukan secara baik-baik di rumah saya. Tapi karena dijemput untuk melakukan konfirmasi di Kantor Polres, makanya keluarga saya merasa jika saya ditangkap,” kata Arian.

Kapolres Tomohon, AKBP Arian Primadanu Colibrito SIK saat dikonfirmasi media ini menjelaskan, jika hal itu tak ada. Wartawan tersebut sudah pulang dan hanya miss komunikasi saja.

Baca juga: Tangkap 4 Oknum Wartawan Seperti Teroris, RM Dabu Dabu Lemong Sajikan Bumbu Lalat Ijo dan Rambut di Makanan Minuman Tidak Dipermasalahkan oleh Polisi

“Soal itu sudah diselesaikan. Unit Reskrim Polres Tomohon hanya ingin minta informasi soal judi togel. Kalau benar ada akan ditertibkan dan dibubarkan. Tapi salahnya malah diundang ke kantor, jadi kesannya seakan dia ditangkap,” tutup Arian.


Perlu diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyampaikan keprihatinannya karena ada penurunan citra positif Polri di masyarakat akibat ulah sejumlah oknum yang melanggar aturan. Dia pun mengingatkan lagi jajarannya soal konsep kepemimpinan.

“Jadilah pemimpin yang melayani. Pemimpin yang bisa melayani dan menempatkan anggota dan masyarakat sebagai prioritas. Jangan hanya memerintah tapi tidak tahu kesulitan. Ini menjadi masalah,” kata Sigit seperti dilihat lidik.co.id dalam video yang diunggah di akun Instagram @divtikpolri, Kamis (28/10/2021).

Baca juga: DIV Hukum LPK-RI Pusat Soroti Sikap Ketua PWI Sulut

Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, MSi saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/09/2022).
Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, MSi saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/09/2022). (Foto istimewa)

Mantan Kapolda Banten ini mengatakan seorang pemimpin harus memiliki sifat dan sikap yang kuat, menguasai lapangan, bergerak cepat, dan responsif. Pemimpin juga harus peka terhadap perubahan dan berani keluar dari zona nyaman.

Tak hanya itu, Sigit juga mengatakan seorang pemimpin harus mau turun ke bawah untuk mendengarkan secara langsung aspirasi dari masyarakat dan anggotanya. Pemimpin yang kuat akan mampu menciptakan rasa saling menghormati antara pimpinan dan jajarannya.

Sigit juga menekankan, dalam menjalankan tugas, pemimpin tidak boleh mudah terpancing emosinya. Hal itu dapat berpengaruh pada tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

“Turun langsung ke lapangan agar tahu apa yang dirasakan masyarakat dan anak buah. Jaga emosi, jangan terpancing. Emosi mudah meledak akan akibatkan perbuatan yang tidak terukur. Apalagi diberi kewenangan oleh undang undang, maka tindakan tersebut akan berpotensi menjadi masalah,” ujarnya.

Baca juga: Empat Wartawan Dianiaya di SPBU Cikupa, Ketum PPWI Desak Polri Usut Tuntas

Sigit melanjutkan, seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi semua pihak. Sebagaimana semangat dari lahirnya konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan). Konsep Presisi akan bisa
dirasakan oleh masyarakat dan internal kepolisian, apabila benar-benar diimplementasikan dengan baik.

Eks Kabareskrim Polri ini meyakini, jika konsep Presisi dijalankan sungguh-sungguh, Polri akan menjadi institusi yang semakin dicintai oleh masyarakat Indonesia.

“Itu yang saya tuangkan dalam konsep Presisi. Bagaimana kita menghadirkan pemolisian yang prediktif, responsibilitas, dan mampu melaksanakan semua secara transparan dan memenuhi rasa keadilan. Ini menjadi harapan masyarakat dan tugas rekan-rekan untuk mampu mewujudkan semua ini dari level pemimpin sampai dengan pelaksana,” kata Sigit.

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Kongkalikong Aparat dengan LSM Gadungan untuk Peras Warga

Dalam kesempatan itu, Sigit juga memberikan semangat kepada jajarannya. Sigit meyakini bahwa polisi yang baik dan teladan masih jauh lebih banyak dibanding oknum. Dia berharap semua tetap semangat dalam memberikan pelayanan terbaik di tengah masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *